Formulir Kontak

 

Politik Pintu Terbuka

Nama Anggota :
  • Alvi Utami (03)
  • Juninda Ratusiwi  (18)
  • Nawang Putri S (22)
  • Rahmawati Sukma W (24)
  • Reza Agus D (25)
  • Rizqi Milania P (26)
  • Siti Osmatun K (28)
  • Syah fillia Nurul M (29)


Politik Pintu Terbuka 

Politik pintu terbuka adalah pelaksanaan politik kolonial liberal di Indonesia, dimana golongan liberal Belanda berpendapat bahwa kegiatan ekonomi di Indonesia harus ditangani oleh pihak swasta, sementara pemerintah cukup berperan mengawasi saja. Pelaksanaan sistem liberal ini ditandai dengan keluarnya Undang – undang De Waal, yaitu undang – undang agraria dan undang – undang gula.

Undang-undang Agraria (Agrarische Wet)

Undang-undang Agraria (Agrarische Wet) tahun 1870 dikeluarkan oleh parlemen Belana (Staten Generaal). Tokoh yang berperan melahirkan Undang-undang ini adalah de Waal, menteri jajahan dan perniagaan ketika itu.

Tujuan Undang-undang:

  • Melindungi hak milik petani atas tanahnya dari penguasa pemodal asing
  • Memberi peluang kepada pemodal asing untuk menyewa tanah dari penduduk Indonesia.
  • Membuka kesempatan kerja kepada penduduk Indonesia, terutama menjadi buruh perkebunan.

Isi Undang-undang Agraria tahun 1870 :


  • Gubernur Jenderal tidak diperbolehkan menjual tanah milik pemerintah. Tanah itu dapat disewakan paling lama 75 tahun.
  • Tanah milik pemerintah antara lain hutan yang belum dibuka, tanah yang berada di luar wilayah milik desa dan penghuninya, dan tanah milik adat.
  • Tanah milik penduduk antara lain semua sawah, ladang, dan sejenisnya yang dimiliki langsung oleh penduduk desa. Tanah semacam ini boleh disewa oleh pengusaha swasta selama 5 tahun.

Sisi positif : 
Meningkatkan kehidupan ekonomi
Rakyat Indonesia dan diperkenalkan pada betapa pentingnya peran lalu lintas uang (modal) dalam kehidupan ekonomi.
Tumbuhnya perkebunan-perkebunan besar meningkat jumlah produksi tanaman ekspor jauh melebihi jumlah produksi semasa berlakunya sistem tanam paksa. Ketika itu, Indonesia menjadi penghasil kina nomor satu di dunia.
Rakyat Indonesia ikut merasakan manfaat sarana irigasi dan transportasi yang dibangun pemerintah kolonial untuk perkebunan.

Sisi negatif : 
Eksploitasi sumber daya dan tenaga rakyat.
Pemberlakuan Undang-undang Agraria tahun 1870 merupakan bentuk eksploitasi sumber daya alam Indonesia dengan cara baru. Sama saja dengan sistem tanam paksa, yang memeras keuntungan dari manfaat SDA Indonesia adalah pihak asing.
Kehidupan rakyat Indonesia dipersulit oleh membanjirnya barang-barang impor, sehingga mematikan usaha kecil penduduk pribumi karena kalah bersaing.

Undang – undang Gula ( Suiker Wet )

Selain  Agraria 1870, pemerintah Belanda juga mengeluarkan Undang – undang Gula (Suiker Wet) tahun 1870.

Tujuannya adalah untuk memberikan kesempatan yang lebih luas kepada para pengusaha perkebunan gula.

Isi dari Undang – Undang Gula antara lain
Perusahaan – perusahaan gula milik pemerintah akan dihapus secara bertahap.
Pada tahun 1891 semua perusahaan gula milik pemerintah harus sudah diambil alih oleh swasta.

PENGARUH POLITIK PINTU TERBUKA TERHADAP INDONESIA DAN SWASTA ASING

Pengaruh terhadap Indonesia :

  • Munculnya perkebunan perkebunan swasta asing di Indonesia seperti perkebunan teh  dan kina di jawa barat,perkebunan tembakau di deli,dan perkebunan tebu di jawa tengah dan jawa timur.
  • Terjadi penanaman modal di bidang pertambangan batu bara di umbilin 
  • Tanam paksa di hapus 
  • Rakyat Indonesia mulai mengerti arti pentingnya uang
  • Usaha kerajinan rakyat terdesak oleh barang impor
  • Pemerintah hindia belanda membangun sarana dan prasarana
  • Hindia belanda menjadi penghasil barang perkebunan yang penting 
  • Pengaruh terhadap swasta asing 
  • Kesempatan swasta asing untuk mengambil kekayaan alam Indonesia dengan membuka perkebunan swasta asing dibeberapa daerah di Indonesia 
  • Dibukanya terusan suez sehingga jarak yang ditempuh menjadi pendek sehingga pendapatan bertambah 
  • Dikeluarkannya UU koelie ordanintie sebagai ancaman bagi para kuli yang berani meninggalkan pekerjaan sebelum waktunya tiba, sehingga member keuntungan bagi pihak swasta asing karena kuli tidak berani meninggalkan pekerjaan.
  • Diadakannya flonale snctie sehingga terjadi system perbudakan yang pelaksanaan nya malah menguntungkan pihak swasta asing

Dengan dikeluarkannya undang – undang agraria dan undang – undang gula ini, maka terbukalah Indonesia bagi kaum liberal eropa untuk menanamkan modalnya di Indonesia. Dengan adanya modal asing yang ditanamkan  di Indonesia, maka muncullah perkebunan – perkebunan asing seperti, tebu, kopi, tembakau, teh, kina, kopra, dan sebagainya. Usaha – usaha perkebunan swasta ini mengalami perkembangan yang sangat pesat antara tahun 1970 – 1885. Sehingga, keuntunganyang didapatkan melimpah ruah, hal ini ditunjang lagi dengan adanya pemakian mesin – mesin pengolahan yang modern dan lebih baik. Dengan di bukanya terusan zues pula, jarak yang ditempuh menjadi pendek. Sehingga, menambah keuntungan yang dihasilkan atau penguasa asing.

Untuk melancarkan perkembangan produksi tanaman ekspor tersebut, maka pemerintah hindia – Belanda membangun sarana – sarana penunjang seperti: waduk, saluran irigasi, jalan raya, jalan kereta api, dan dermaga pelabuhan. Untuk pekerjaan ini, pemerintah Hindia – Belanda kembali mengarahkan tenaga rakyat dengan sistem kerja rodi, sebagai akibatnya rakyat mendapat penderitaan yang sangat berat. Lebih– lebih saat perdagangan hasil tanaman ekspor mulai menurun, karena harga pasaran dunia jatuh karena daerah – daerah Eropa mulai menanam dan memproduksi gula. Demikian pula dengan kopi, tembakau, dan produksi lainnya mulai menurun penghasilannya.

Sedangkan di Sumatra perkebunan mengalami kesulitan dalam hal tenaga buruk berbeda dengan keadaan perkebunan di jawa sebagai daerah yang padat penduduk, memudahkan dalam mencari tenaga buruh. Di Sumatra perkebunan memenuhi ke butuhan tenaga kerjanya dengan mendatangkan buruh dari jawa. Karena perlakuaan pengawasan terhadap buruh sangat kasar,banyak buruh yang melarikan diri dari perkebunan, untuk mengatur hal tersebut, maka pemerintah Belanda mengeluarkan undang – undang “ koelie ordanintie”, sebagai ancaman bagi para kuli yang berani meninggalkan pekerjaan sebelum waktunya tiba, diadakanlah “Flonale Snctie”. Dengan demikian dapat dikatakan pada era politik pintu terbuka ini terjadi suatu sistem perbudakan yang dilindungi oleh undang – undanng, sehingga sangat menyengsarakan rakyat Indonesia karena politik pintu terbuka hanya sebatas tataran teori semata yang jauh dari pelaksanaannya.

Ditulis oleh Brilian Adam Kalismala ( 06 / XI.A.6 )

Total comment

Author

Unknown

Politik Etis

Nama Anggota :
  • Aditya Chandra F (01)
  • Dimas Hanafi I.N (10)
  •  Ilham Muhammad A (15)
  • Nur Azizah F (23)
  • Salis Nur Aini (27)
  • Tri Agustina (30)
  • Winda Pratiwi (31)
  • Yunita Aprilia (32)


Latar Belakang


Politik etis terjadi pada zaman penjajahan belanda, Politik etis muncul karena para rakyat indonesia dipekerjakan terus menerus tampa adanya imbalan-imbalan atau bayaran dan meraut keuntungan ditanah indonesia dengan mengeksploatasi kekayaan alam indonesia dengan memperkerjakan rakyat indonesia sehingga lama kelamaan para simpatisan mendukung rakyat indonesia untuk disejahterakan juga, sebagai pekerja dan ditambah dengan dukungan dari orang-orang belanda sehingga menamabah para simpatisan yang peduli pada saat itu lalu lahirlah wacana dari belanda yang mengemukakan tentang Politik etis, dalam perkembangan politik etis sangat jelas terlihat bahwa politik etis yang diberikan belanda sangat pincang artinya berat sebelah atau sama saja, hanya menguntungkan belanda, tetapi para pekerja indonesia sudah puas diberi upah sedikit merasa sangat banyak, tetapi muncullah atau lahirlah golongan indonesia yang merubah segalanya,


  1. Pelaksanaan sistem tanam paksa yang menimbulkan penderitaan rakyat indonesia namun dilain pihak memberikan keuntungan bagi belanda.
  2. Sistem ekonomi liberal tidak mengubah nasib rakyat pribumi.
  3. Belanda melakukan penekanan dan penindasan terhadap tanah jajahan.
  4. Rakyat kehilangan tanahnya.
  5. Adanya kritik terhadap pelaksanaan politik ekonomi liberal yang dikemukakan oleh kaum humanis (etisi) belanda


Pengertian Politik Etis dan Sejarah Politik etis


Pelaksanaan Politik Etis


Pelopor dari politik etis adalah Pieter Brooshooft (wartawan Koran De Locomotief) dan C.Th. van Deventer (politikus). Mereka membuka mata pemerintah kolonial untuk lebih memperhatikan nasib para pribumi yang terbelakang.

Dasar pelaksanaannya :
Pidato pembukaan parlemen Belanda oleh Ratu Wilhelmina (yang pada saat itu baru naik tahta) pada 17 September 1901. Isinya menyatakan bahwa pemerintah Belanda mempunyai panggilan moral dan hutang budi (een eerschuld) terhadap bangsa pribumi di Hindia Belanda. Panggilan moral itu dituangkan ke dalam kebijakan politik etis, yang terangkum dalam program Trias Politika yang meliputi :


  • irigasi (pengairan), yakni membangun dan memperbaiki pengairan-pengairan dan bendungan untuk      keperluan pertanian
  • emigrasi yakni mengajak penduduk untuk transmigrasi
  • edukasi, yakni memperluas dalam bidang pengajaran dan pendidikan


Pelaksanaan :
Kebijakan pertama dan kedua disalahgunakan oleh Pemerintah Belanda dengan membangun irigasi untuk perkebunan-perkebunan Belanda dan emigrasi dilakukan dengan memindahkan penduduk ke daerah perkebunan Belanda untuk dijadikan pekerja rodi. Hanya pendidikan yang membawa dampak positif bagi bangsa Indonesia.


Prinsip-prinsip atau arah etis (etische koers) yang diterapkan di bidang pendidikan saat itu :
(1) Pendidikan dan pengetahuan barat diterapkan sebanyak mungkin bagi pribumi. Bahasa Belanda diupayakan menjadi bahasa pengantar pendidikan.
(2) Pendidikan rendah bagi pribumi disesuaikan dnegan kebutuhan mereka.


Sistem pendidikan pada masa itu belum lepas dari pola stratifikasi sosial yang telah ada dan disahkan sejak taun 1848 oleh penguasa kolonial. Dalam stratifikasi itu, penduduk dibagi ke dalam 4 golongan:
(1) Golongan Eropa
(2) Golongan yang dipersamakan dengan Eropa
(3) Golongan Bumiputera
(4) Golongan yang dipersamakan dengan bumiputera.


Stratifikasi sosial ini direvisi pada tahun 1920 :
(1) Golongan Eropa
(2) Golongan Bumiputera
a. Golongan bangsawan (aristocrat) dan pemimpin adat
b. Pemimpin agama (Ulama)
c. Rakyat biasa
(3) Golongan Timur Asing


Sistem pendidikan yang diterapkan :
(1) Pendidikan dasar, meliputi sekolah dengan pengantar Bahasa Belanda (ELS,HCS,HIS), sekolah dnegan pengantar bahasa daerah (IS,VS,VgS), dan sekolah peralihan
(2) Pendidikan lanjutan yang meliputi pendidikan umum (MULO,HBS,AMS) dan pendidikan kejuruan
(3) Pendidikan tinggi.
Isi Politik Etis: Isi Trilogi van Deventer
Dampak Politik Etis
Dampak yang di timbulkan oleh Politik Etis tentunya ada yang negatif dan positif namun yang perlu kita ketahui adalah bahwa hampir semua program dan tujuan awal dari Politik Etis banyak yang tak terlaksana dan mendapat hambatan. Namun satu program yang berdampak positif dengan sifat jangka panjang bagi bangsa Indonesia adalah bidang pendidikan yang akan mendatangkan golongan terpelajar dan terdidik yang dikemudian hari akan membuat pemerintahan Belanda menjadi terancam dengan munculnya Budi Utomo, Sarikat Islam dan berdirinya Volksraad. Adapun dampak-dampak yang terlihat nyata adalah dalam tiga bidang :
  1. Politik : Desentralisasi kekuasaan atau otonomi bagi bangsa Indonesia, namun tetap saja terdapat masalah yaitu golongan penguasa tetap kuat dalam arti intervensi, karena perusahaan-perusahaan Belanda kalah saing dengan Jepang dan Amerika menjadikan sentralisasi berusaha diterapkan kembali. (Kartodirjo, Sartono 1990 : 56)
  2. Sosial : Lahirya golongan terpelajar, peningkatan jumlah melek huruf, perkembangan bidang pendidikan adalah dampak positifnya namun dampak negatifnya adalah kesenjangan antara golongan bangsawan dan bawah semakin terlihat jelas karena bangsawan kelas atas dapat berseolah dengan baik dan langsung di pekerjakan di perusahaan-perusahaan Belanda.
  3. Ekonomi : lahirnya sistem Kapitalisme modern, politkk liberal dan pasar bebas yang menjadikan persaingan dan modal menjadi indikator utama dalam perdagangan. Sehingga yang lemah akan kalah dan tersingkirkan. Selain itu juga muculnya dan berkembangnya perusahaan-perusahaan swasta dan asing di Indonesia seperti Shell.
Kekurangan dari pelaksanaan Politik Etis adalah kebijakan ini hanya dibutuhkan bagi orang pribumi (eksklusif). Buktinya adalah pembangunan lembaga-lembaga pendidikan hanya ditujukan untuk kalangan pribumi. Sementara orang-orang campuran tidak dapat masuk ketempat itu. Bagi mereka yang ingin melanjutkan jenjang pendidikan yang lebih tinggi harus pergi ke Eropa, yang biayanya sangat mahal. Padangan pemerintah colonial yang memandang bahwa hanya orang pribumilah yang harus ditolong, di tentang oleh Ernest Douwes dekker. Menurutnya, seharusnya politik etis ditujukan bagi semua pendidik Hindia Belanda (indies) yang didalamnya termasuk orang Eropa yang menetap dan Tionghoa.



 Kesimpulan
Lahirnya Politik Etis di karenakan Belanda ingin membalas budi pada bangsa Indonesia yang telah banyak memberikan hasil kekayaan alam dan tenaga masyarakat pribumi untuk Belanda. Politik Etis di prakarsai oleh Van Deventer yang prihatin terhadap nasib rakyat Indonesia yang kekayaan alamnya sudah banyak di ambil oleh Belanda.
Isi Politik Etis ada tiga yaitu, pendidikan, pengairan, perpindahan penduduk, yang di dasarkan untuk menciptakan sumber daya manusia yang lebih baik di Indonesia.
 Politik Etis tidak semata-mata untuk bangsa Indonesia, tetapi juga untuk Belanda. Karena dari politik etis terciptanya golongan terpelajar yang dapat di pergunakan oleh Belanda untuk di jadikan pegawai, dan hasil pertanian yang di lakukan oleh rakyat pribumi di ambil oleh Belanda. Jadi politik etis hanya penghalus dari kata tanam paksa.

Ditulis oleh Brilian Adam Kalismala ( 06 / XI.A.6 )

Total comment

Author

Unknown

Kemunduran VOC

Nama Anggota :
  • Amalia Ninggar (04)
  • Tri Agustina (30)
  • Nafera Triana Swastika (21)
  • Dyah Ayu Satriawi (13)
  • Juninda Ratusiwi (18)
  • Yunita Aprilia (32)
  • Chita Wibowo (07)
  • Rahmawati Sukma Wardhani (24)


Kemunduran VOC

Penjelasan

Pada abad ke-17 sampai awal ke-18, VOC mengalami puncak kejayaan. Jalur perdagangan yang dikendalikan VOC menyebar luas membentang dari Amsterdam, Tanjung Harapan, India sampai Papua. Keuntungan perdagangan rempah – rempah juga melimpah, namun dibalik itu ada persoalan – persoalan yang bermunculan. Semakin banyak daerah yang dikuasai ternyata juga membuat pengelolaan semakin kompleks. Semakin luas daerahnya pengawasan juga semakin sulit.

Akhirnya, pada tahun 1749 terjadi perubahan yang mendasar dalam lembaga kepengurusan VOC. Anggota pengurus “Dewan 17” yang semula dipilih oleh parlemen dan provinsi pemegang saham menjadi tanggung jawab raja. Raja juga menjadi panglima tertinggi tentara VOC. Dengan demikian VOC berada di bawah kekuasaan raja.

Pengurus VOC mulai akrab dengan pemerintah Belanda sehingga pemegang saham menjadi terabaikan. Pengurus tidak lagi berpikir memajukan pusat perdagangannya tetapi berpikir untuk memperkaya diri. Oleh karena itu, keuntungan VOC semakin merosot bahkan tidak mampu membayar dividen. Selain itu, beban hutang tidak terelakkan.

Pada tanggal 24 Juni 1719, Gubernur Jendral Henricus Zwaardecroon mengeluarkan ordonasi untuk mengatur secara rinci cara penghormatan terhadap gubernur jendral, posisi jabatan dan berbagai simbol kehormatan menjadi dasar VOC. Mereka menerima upeti yang hanya diberikan kepada kalangan pejabat, dari pejabat dibawahnya kepada pejabat atasnya. Disamping itu, terkait dengan mekanisme pergantian jabatan di VOC bermuatan pada korupsi, pada contohnya gubernur jendral Van Hoorn menumpuk harta sampai 10 juta gulden ketika kembali ke Belanda tahun 1709, gubernur Maluku mengumpulkan kekayaan 20 – 30.000 gulden dalam waktu 4 – 5 tahun. Selain itu, pengurus VOC juga memasang tarif sebesar F 3500 bagi yang ingin menjadi pegawai onderkoopman, untuk menjadi kapitein harus menyogok F. 2000 dan begitu seterusnya yang semua telah merugikan uang lembaga. Demikianlah, para pejabat VOC melakukan korupsi karena ingin kehormatan dan kemewahan sesaat.

Beban utang VOC semakin berat, sehingga akhirnya VOC sendiri bangkrut. Bahkan ada sebuah ungkapan, VOC kepanjangan dari Vergaan Onder Corruptie (tenggelam karena korupsi). Dalam kondisi bangkrut, VOC tidak dapat berbuat banyak sebagai kongsi dagang yang menjalankan roda pemerintahan di negri jajahan.

VOC dibubarkan pada tanggal 31 Desember 1799. Semua utang dan semua milik VOC diambil alih oleh pemerintah Belanda. Pengambilan kekuasaan ini dimaksudkan agar wilayah Indonesia tetap berada dalam pengendaliaan pemerintah Belanda, setelah itu kerajaan Belanda menunjuk Herman William Daendels sebagai gubernur jendral Indonesia. Hal ini menandai pemerintahan kolonial Belanda atas nusantara.

Kesimpulan

Faktor penyebab kemunduran VOC
  1. Banyaknya korupsi yang dilakukan oleh para pegawai VOC.
  2. Anggaran untuk pegawai sangat besar karena makin luasnya kekuasaan VOC.
  3. Biaya perang untuk menanggulangi perlawanan rakyat sangat besar.
  4. Adanya persaingan kongsi dagang lainnya seperti East Indian Company dan Compagnie des Indies.
  5. Adanya pemberian keuntungan bagi pemegang saham meskipun usahanya telah mengalami kemunduran.
  6. Perkembangan liberalisme sehingga monopoli perdagangan yang diterapkan VOC tidak sesuai lagi.

Ditulis oleh Brilian Adam Kalismala ( 06/X MIPA 6 )

Total comment

Author

Unknown

Nama Anggota :
  • Aditya Chandra F (01)
  • Alifia Ayu S (02)
  • Alvi Utami (03)
  • Dimas Hanafi I N (10)
  • Dita Ayuingrum (11)
  • Diyah Fatmawati (12)
  • Mifakhul Jannah (20)
  • Nawang Putri S (22)


Hak-Hak Istimewa VOC (Hak Oktroi)


  1. Monopoli perdagangan.VOC menjadi Berjaya setelah berhasil melakukan monopoli perdagangan rempah- rempah di Kepulauan Maluku.
  2. Mencetak dan mengedarkan uang.Untuk memperlancar monopoli perdagangan VOC maka VOC membuat peraturan seperti Sewa tanah sehingga VOC membuat dan mengedarkan uang untuk melancarkan kegiatan seperti sewa tanah, selain itu VOC juga menggunakan uang untuk membeli hasil pertanian dan perkebunan rakyat dengan harga murah.
  3. Mengangkat dan memberhentikan pegawai.Dalam memonopoli perdagangan VOC membutuhkan jenderal untuk mengatur kegiatan kegiatan VOC sehingga VOC mengangkat dan memberhentikan pegawai berdasar kemampuan seperti raffles, daendels, dll.
  4. Mengadakan perjanjian dengan para raja.Jenderal pertama VOC, Pieter Both berhasil mengadakan perjanjian dengan penguasa Jayakarta pada tahun 1611 guna membeli sebidang tanah yang akan menjadi cikal bakal hunian daerah kekuasaan VOC di tanah Jawa dan cikal bakal kota Batavia.
  5. Memiliki tentara untuk mempertahan diri. Dengan memiliki hak untuk memiliki tentara maka VOC cenderung ekspansif untuk terus berusaha memperluas daerah daerah di nusantara sebagai wilayah kekuasaan dan monopolinya.
  6. Mendirikan Benteng.Mengawali ekspansinya VOC telah berhasil mengusir Portugis dari Ambon, benteng pertahanan Portugis di duduki antara VOC dan diberi nama Benteng Victoria.
  7. Menyatakan perang dan damai.Mataram yang merupakan kerajaan terkuat di Jawa akhirnya dapat dikendalikan oleh VOC, hal ini dapat terjadi setelah raja Pakubuwana II yang sedang dalam sakit keras dipaksa untuk tanda tangan naskah penyerangan kekuasaan Kerajaan Mataram kepada VOC pada tahun 1749.
  8. Mengangkat dan memberhentikan penguasa penguasa setempat.Selain memonopoli perdagangan VOC juga memonopoli bidang pemerintahan dengan melakukan perjanjian dan memberikan janji janji ke penguasa setempat sehingga penguasa penguasa banyak yang terpengaruh rayuan VOC sehingga VOC mengambil alih kekuasaan daerah daerah dengan mengangkat dan memberhentikan penguasa sesuka hati.
Ditulis oleh Brilian Adam Kalismala ( 06/X MIPA 6 )

Total comment

Author

Unknown

Perkembangan VOC

Nama Anggota :
  • Anita Ayu Fatmawati (05)
  • Brilian Adam Kalismala (06)
  • Denisa Millenia A (08)
  • Hastin Jania Resa (14)
  • Ilham Muhammad A (15)
  • Reza Agus Dwiyanto (25)
  • Siti Osmatun Khasanah (28)
  • Winda Pratiwi (31)

Perkembangan VOC


Persaingan perdagangan yang terjadi antar bangsa Eropa di Indonesia sangat merugikan Belanda. Oleh karena itu, perusahaan-perusahaan yang awalnya bersaing menggabungkan diri dalam satu organisasi. Mereka membentuk Vereenigde Oost Indische Compagnie (VOC). Yang berarti Perserikatan Maskapai  Hindia Timur. VOC terbentuk pada tanggal 20 Maret 1602.
Pieter Both adalah jendral VOC yang pertama, ia mendirikan pos perdagangan (loji) di Banten pada tahun 1610. Dengan politik adu dombanya, VOC berhasil menanamkan kekuasaan dan memaksakan monopolinya di Banten. Pada tahun 1611, Pieter Both dapat mengadakan perjanjian dengan penguasa Jayakarta (Pangeran Wijayakrama) . Guna pembelian sebidang tanah seluas 50x50 vadem (1 vadem samadengan 182 cm) berlokasi di timur muara ciliwung. Semakin hari, VOC merasakan keuntungan yang besar dengan melakukan penguasaan daerah daerah disekitarnya. Menyebabkan kesultanan Banten geram dan melakukan pengusiran terhadap VOC dari Jayakarta dengan bantuan tentara Inggris, dan berhasil.


Periode selanjutnya, VOC dalam pimpinan jendral JP Coen kembali ke Jayakarta untuk merebut kembali tambang penghasilanya. Dalam waktu singkat, 18 kapal perang pimpinan JP Coen dapat membumihanguskan kota Jayakarta dan menggunakanya sebagai kota baru bergaya Belanda. Mereka memindahkan pusat perdagangan ke Jayakarta yang memiliki nilai lebih dalam letaknya yang strategis. Jayakarta berganti nama menjadi Batavia pada 30 Mei 1619 dan melebihi fungsi sebagai tempat pangkalan kapal VOC menjadi pusat kekuasaan Belanda di Nusantara dan Asia.

Setelah berpusat di Batavia, VOC juga mencampuri kebijakan kerajaan-kerajaan di sekitarnya, dengan kemudahan atas hak monopolinya. Secara licik mereka mengadu domba antar kerajaan yang saling bertikai, hal tersebut semakin memperkuat kedudukan mereka di bumi Indonesia. Misalnya, ada persengketaan antara kerajaan, mereka akan membantu salah satu pihak. Dari jasanya itu, mereka mendapatkan imbalan berupa daerah. Hal ini terus menerus sehingga di Indonesia semakin banyak daerah koloni orang-orang Belanda.
Beberapa tindakan yang dilakukan VOC dalam usahanya menguasai Indonesia, di bawah pimpinan JP Coen
  1. Memonopoli perdagangan pribumi, dengan menyerahkan kegiatan produksi di tangan rakyat dan hasilnya di berikan kepada VOC
  2. Merampas dan menduduki tempat tempat strategis dalam perdagangan
  3. Mencampuri kewenangan kerajaan terutama yang menyangkut pengumpulan hasil bumi dan pajak
  4. Memperalat lembaga pemerintahan tradisional/kerajaan
  5. Memberlakukan taktik politik Devide et Impera (politik adu domba) untuk memecah belah Indonesia
  6. Memberlakukan 2 jenis pajak kepada rakyat yaitu contingenten (pajak wajib berupa hasil bumi ) dan verplichte leverantie (penyerahan wajib hasil bumi yang harganya telah ditentukan oleh VOC).
  7. Menyingkirkan pedagang-pedagang lain dari aktivitas perdagangan rempah-rempah di Indonesia.
  8. Menentukan Luas Area penanaman rempah-rempah dan menentukan jumlah rempah-rempah yang ditanam.
  9. Melakukan Kebijakan Ekstirpasi,yaitu menebang kelebihan jumlah tanaman rempah-rempah agar produksinya tidak berlebihan sehingga harga tetap dapat dipertahankan.
  10. Melakukan pelayaran Hongi, untuk memberantas penyelundupan rempah rempah oleh penduduk kepada pihak asing lain.

Tak sedikit pula, kerajaan yang menyimpan dendam kepada VOC. Terbukti dengan adanya penyerangan dari kerajaan nusantara yang berusaha mengusir VOC. Untuk menghadapi perlawanan bangsa Indonesia VOC, meningkatkan kekuatan militernya serta membangun benteng-benteng seperti Benteng Doorstede di Saparua, Benteng Oranye di Ternate, Benteng Rotterdam di Makasar, Benteng Nasau di Banda, di Ambon Benteng Victoria.. Sedangkan VOC terus melebarkan sayap kolonialisme dan imperialismenya di Sumatera, berusaha mengalahkan Portugis di Malaka. Akhirnya pada tahun 1641, VOC berhasil menguasai Malaka. Dari Malaka kekuatan VOC dikonsentrasikan untuk melebarkan pengaruh kekuasaannya ke Aceh.

Lalu, Kerajaan Makassar di bawah pemerintahan Sultan Hasanuddin juga berhasil dikalahkan setelah terjadi Perjanjian Bongaya tahun 1667. Dari Makasar VOC juga berhasil memaksakan kontrak dan monopoli perdagangan dengan Raja Sulaiman dari Kalimantan Selatan. Kemudian, Kerajaan Tidore dan berjaya melakukan monopoli perdagangan rempah-rempah di Kepulauan Maluku. VOC juga sampai ke Irian/Papua yang dikenal sebagai wilayah yang masih tertutup dengan hutan belantara yang begitu luas.

Dengan demikian VOC tidak sekedar menjadi sebuah kongsi dagang yang mencari untung namun juga ingin menguasai Nusantara sebagai miliknya. VOC dengan hak-hak istimewa yang diberikan pemerintah dan parlemen Belanda telah melakukan penjajahan dan melabuhkan kolonialisme dan imperialisme di Nusantara. Hal tersebut dibuktikan dengan tunduknya daerah Indonesia kepada VOC yang terus memaksa dan menyudutkan kaum pribumi. 

Ditulis oleh Brilian Adam Kalismala ( 06/X MIPA 6 )

Total comment

Author

Unknown
Nama Anggota :
  • Dewi Nur Setiyani (09)
  • Irfan Muhyiddin H (16) 
  • Isna Nur Faizah (17)
  • Larasati Satri Sejati (19)
  • Nur Azizah Febriani (23)
  • Rizqi Milania Puryastuti (26)
  • Salis Nur Aini (27)
  • Syah fillia Nurul Maslahah (29)


Sejarah Terbentuknya VOC



Awal terbentuknya VOC dimulai dari datangnya orang Eropa melalui Jalur Laut Vasco da Gama di tahun 1497-1498 yang berlayar dari Eropa ke India melalui Tanjung Pengharapan (Cape of Good Hope) di ujung selatan Afrika yang membuat tidak adanya persaingan dengan pedagang-pedagang Timur Tengah untuk mendapatkan jalan ke Asia Timur, yang pada awalnya ditempuh di Jalur darat yang sangat berbahaya. Tujuan awal bangsa Eropa ke Asia Timur dan Tenggara termasuk ke Nusantara adalah untuk perdagangan, seperti hal dengan bangsa Belanda. Misi dagang tersebut dilanjutkan dengan politik pemukiman (kolonisasi) yang dilakukan bangsa belanda dengan kerajaan-kerajaan di Jawa, Sumatera, dan Maluku, sedangkan di Suriname dan Curacao, tujuan Belanda sejak awal adalah kolonisasi (pemukiman). Dari perdagangan menjurus ke koloniasasi bangsa Indonesia (Hindia Belanda) berawal.

Selama abad ke-16 perdagangan rempah-rempah dikuasai oleh portugis dengan menggunakan lisbon sebagai pelabuhan utama. Sebelum terjadinya revolusi belanda, kota Antwerp berperang penting dalam distributor di Eropa Utara, namun setelah tahun 1591 Portugis bekerja sama dengan firma-firma di Jerman, Spanyol dan Italia sebagai hamburg pelabuhan utama dalam mendistribusikan barang-barang dari Asia, berpindah jalur dengan tidak melewati Belanda. Akan tetapi perdagangan portugis tidak dapat mencukupi permintaan, khususnya lada. Dari suplai yang tidak lancar membuat harga lada meroket di saat itu. dan disaat  itu juga Unifikasi Portugal dan Kerajaan Spanyol berperang dengan belanda pada tahun 1580 yang menimbulkan kekhawatiran Belanda. Dari tiga faktor yang mendorong Belanda memasuki perdagangan rempah-rempah Internasional dimana Jan Huyghen van Linschoten dan Cornelis de Houtman menemukan jalur rahasia pelayaran Portugis dan disaat itu juga pelayaran pertama Cornelis de Houtman ke Banten, pelabuhan utama di Jawa di tahun 1595-1597.

Tahun 1596 empat kapal ekspedisi dipimpin oleh Cornelis de Houtman menuju ke Indonesia dan sebagai hubungan pertama Indonesia dengan Belanda. Ekspedisi tersebut mencapai Banten, namun terlibat perseteruan dengan portugis dan penduduk lokal, lalu berlayar lagi ke arah timur melalui pantai utara Jawa yang sempat diserang oleh pendudk lokal di sedayu yang mengakibatkan kehilangan 12 orang awak, dan terlibat perseteruan dengan penduduk lokal di Madura yang menyebabkan seorang pimpinan lokal terbunuh. Setelah kehilangan separuh awak kapal, ditahun berikutnya memutuskan untuk kembali ke Belanda dengan rempah-rempah yang cukup menghasilkan keuntungan.

Tanggal 31 Desember 1600, Inggris mendirikan perusahaan dagang Asia bernama The British East India Company berpusat di Kalkuta. Belanda menyusul di tahun 1602 bersama prancis yang mendirikan French East India Company tahun 1604.

Tanggal 20 Maret 1602, Pedagang belanda mendiringkan VOC (Verenigde Oost-Indische Compagnie) atau perkumpulan dagang india timur. Saat itu terjadi persaingan kuat antara Negara Eropa seperti Portugis, Spanyol Inggris, Prancis, dan Belanda. untuk memperebutkan kekuasaan perdagangan di Asia Timur. Mengenai masalah ini, VOC diberi kewenangan kepada belanda dalam menghadapi masalah tersebut oleh Staaten Generaal di Belanda dimana wewenang untuk memiliki tentang atas biaya sendiri dan dapat membuat perjanjian kenegaraan serta menyatakan perang kepada suatu negara. Wewenang tersebut membuat VOC dapat bertindak seperti suatu negara.

VOC kemudian mendirikan markas di Batavia (Jakarta) di pula Jawa dan pos kolonial di Maluku (kepulauan rempah-rempah yang termasuk kepulauan Banda dimana disana VOC memonopoli pala dan fuli yang dipertahankan dengan metode kekerasaan terhadap populasi lokal, pemerasan dan pembunuhan massal.

Pos perdagangan lebih tentram terletak di Deshima, pulau buatan di lepas pantai Nagasaki tempat orang Eropa berdagang dengan Jepang.

Pada tahun 1603, VOC mendapatkan izin di Banten untuk mendirikan kantor perwakilan, dan di tahun 1610 Pieter Both diangkat sebagai Gubernur Jenderal VOC pertama (1610-1614), akan tetapi ia memilih Jayakarta sebagai tempat administrasi VOC. Sedangkan Frederik de Houtman sebagai Gubernur VOC di Ambon (1605-1611) dan setelah itu ia pun menjadi Gubernur di maluku (1621-1623).

Persaingan perdagangan yang ketat antara negara-negara Eropa dengan membentuk masing-masing kongsi dagang dimulai dari inggris di tahun 1600 dengan nama East India Company (EIC), dan kemudian Belanda di pada 1602 belanda mendirikan kongsi dagang untuk membendung pengaruh inggris. Pada tanggal 20 Maret 1602 VOC (Verenigde Oost-Indische Compagnie) dibentuk atas prakarsa Pangeran Maurits dan Olden Barneveld dan kemudian VOC membentuk kantor pertama di Banten.

Latar belakang dibentuknya VOC

Menghindari persaingan yang tidak sehat antara pedagang belanda sehingga keuntungan dapat diperoleh secara maksimal.
Mempekuat posisi belanda dalam menghadapi persaingan dengan bangsa eropa dan bangsa asia lainya.
Untuk membantu pemerintah Belanda yang sedang berjuang menghadapi Spanyol yang ingin menguasai wilayah belanda

Ditulis oleh Brilian Adam Kalismala ( 06/X MIPA 6 )

Total comment

Author

Unknown

Anggota XI MIPA 6

1. Aditya Chandra : absen pertama, sering lupa bel masuk, tidur terus kayak beruang kutub, banyak uang, senggol bengkok, kalo duduk sama Reza biar nggak diganggu tidurnya.

2. Alifia Ayu : say hello buat kakak terimut eaa, 'hahahaa lucu', tingkah masih kaya bocah, tapi masalah doi udah tanggap banget la ya, kadang bisa jadi sosok misterius ynag diem diem ketawa.

3. Alvi Utami : maih sering nangis, rumahnya cepogo jadi deket sama 'sahabat' (yang waktu itu sekelas kelas X), yang kalo berangkat naiknya vario 'baru aja gesrek', kalo sekolah bawa gelas warnanya kuning, bentuknya kek pot beringin.

4. Amalia Ninggar : yang paling banyak surat ijinya di meja guru, kacamata hukumnya wajib ya nggar, ikut karisma tapi kadang khilaf, kalo udah di depan 'presentasi' duh macem maria teguh, temenya mbak Arsya jadi sering melenceng dikitlaa.

5. Anita Ayufatmawati : Mak Mak Mak, hobinya debat sama 'ppl sepanjang masa', satu satunya makhluk hidup kalo jam pelajaran fisika (yang lain tidur kan), comelsss dari lahir, masih dibawah umur, sering marah marah di kelas kalo lagi ribut, karisma yang bagian ubet.

6. Brilian Adam : Harry Poter generasi wajik, paling disebelin kuadrat, 'setiap hari adalah ulangan', sering jadi kurir suruhan juninda, musuhan sama bu Jum, ditolak di segala aspek kelas. Dipanggil Brilian, Brian, Bryan, Adam, Rangga, dll.

7. Chita Wibowo : anaknya 'simbok rahma', gemesin 'kaka emezz', sekolah adalah formalitas, berguna cuma kalo ada tugas menggambar, tugas lain ma bodo amat, suka jepang 'yang anu anu gitu'.

8. Denisa Millenia : Galak banget sumpah, sering khilaf kalo ada mas mas bening, suka ikut pengajian karisma, cerdas dan rajin, istri idaman, cita citanya pengen punya anak 5, sang pelopor 'jilbab pink'.

9. Dewi Nur : satu satunya cewek tulen, kalo ngomong lembut, tapi kalo udah marah kek mak mak lahiran, rajin ya? semua pr dikerjain, jilbabnya berlapis lapis, istrinya uciha sasuke yang bakal jadi perdana mentri di kota arkham dan bersiap meyerang negara api, suka jepang tapi yang baik baik.

10. Dimas Hanafi ; cowok yang mewajibkan kesempurnaan, semua pada tempatnya, ribet sumpah, pelit abissss, misterius, jarang ngomong, ngomong sekali kek iblis, kadang bisa bijak juga si, tapi lebih sering ngeselin.

11. Dita Ayu : Kakak yang cukup menakutkan, termasuk geng salamander apa gitu, cowok baru eaaa, udah berani boncengan peluk dari belakang eaaa 'nggak nggak', sering senga kalo ngomong, minum aqua terus sampe dapat predikat orang sehat sekelas dari comelss1.

12. Diyah Fatmawati : kalo ngomong kurang santai, logatnya agak aneh, kalo tatap tatapan berasa kaya natap dedi corbuser, duduknya di depan terus, mengesankan dalam mengerjakan tugas biologi 'pake diwarnai segala'.

13. Dyah Ayu : Masih imut tapi hampir 17 tahun, uang banyak, sering 'dikacangin sama Adam', udah ada pasangan yang kalo lewat biasa nyapa 'hai' dengan nada datar, cepogo asli, punya truk yang bisa di pake kelas 'truk pribadi', nutrisari jeruk nipis.

14. Hastin Jania : absen 14 just absen 14, setiap hari adalah makanan gratis.

15. Ilham Muhammad : lelaki yang sering diwanitakan, nggak pernah lulus nilai praktek olahraga, sekolah nomor dua ekskul yang utama, anak umi yang udah berani nakal hm?, milik dek hana seorang eaaa, sering jadi kelinci yang disalahkan, ngeselin pangkat empat.

16. Irfan Muhyiddin : seminggu masuk kelas 2 hari, ketua kelas yang sering ditindas, suara jenis sopran-poranda, tinggi kurus kering, selalu kalah dari kaum hawa, high class yang sok pemilih.

17. Isna Nur : diem diem banyak gebetan, kalo gibah aduhhh panjang, bacaanya yang negarawan gitu ya, rumahnya di pengging berarti jago renang, sering jajan chocolatos yang akhirnya habis diminta adam+ilham+jania.

18. Juninda Ratusiwi : ORANG KAYA, orang kaya, org ky, segala kelebihan manusia ada padanya, rumahnya simo.

19. Larasti Satri : bos besar, alhamdulillah udah hijab, lebih tenang tapi kadang kambuh sengaknya, berkacamata, dari dulu pengen punya bobot lebih dari 40 alhamdulillah belum lebih dari 39, tak pandang bulu saat menyengak, rivalnya bos Reza.

20. Miftahul Jannah : aduhh adem bener suaranya, setengah polos, jago kimia ya.

21. Nafera Triana : makhluk terkejam di kelas 'dia bendahara zzzz', doinya anak kcc yang kalo pulang sering diampirin weee, tanggap cepat kalo masalah reproduksi manusia, pinter apalagi kalo hafalan 'insyaallah siap'.

22. Nawang Putri : bicara dah kaya kereta 'panjang, cepet, nggak ada space', termasuk yang jago fisika, ngekos ya.

23. Nur Azizah : masih sebangsa sama Jannah lah; polos, cepogonan, punya pakde yang bisa bikin balon udara yakali, sama Dewi+jannah terus jadi kaya perserikatan wanita solehah.

24. Rahmawati Sukma : parno sama bab ulangan dan tugas, cerdas, suaranya asli bagus, 'simboknya Chita' yang kalo duduk berdua dah kayak kucing sama anaknya, tercantik eaa, doinya ada di sekolah tetangga, bisa nglucu dikitla.

25. Reza Agus : master game, pendiem kek bikshu, cuek jalan sendiri kekantin beli makanan sendiri lontang lantung nggak ada temen, sering digodain cewek kelas eaa, rumahnya banyudono deket pengging jadi bisa renang dikitla.

26. Rizqi Milania : pendaki weee, mantanya candra, matanya banyak, doinya banyak.

27. Salis Nur : sumpah parnoan banget, panikan kalo suasana mencekam apalagi kalo ada ulangan, pake kacamata, kadang diem kadang ngomong panjang, punya bolpen banyak.

28. Siti Osmatun : sweety, yang polos menjurus ke ngeselin, jago matematika yang kadang gokil tanpa disengaja, lucu dan sering diganggu Adam+ilham.

29. Syah Fillia : baik baik aja

30. Tri Agustina : entah kenapa dipanggil 'kak tina', dokter amin, sobatnya mbak ninggar ya, dewasa nggak kayak yang lain.

31. Winda Pratiwi : sering dipanggil 'gendut', jago voli ya ndut, putih seperti singkong, duduk di sebelah Mak dan ketawa ketawa bareng, karisma juga, tupperwarenya pernah menghilang dan tak ditemukan.

32. Yunita Aprilia : sering deg degan, kadang nggak jelas, punya bolpe yang sama kaya jania jadi sering kisruh, bisa ketawa jahat padahal hatinya twety, wajahnya lempeng dan terkesan nyebelin, pinter soalnya kenal Awanda.

Total comment

Author

Unknown

Mengenai Kami

"Xianem"

Blog emang kagak lengkap tanpa adanya perkenalan, disini admin akan mencoba mengenalkansedikit mengenai kami dan blog ini.

kok headernya kayak nama kelas gitu ?
alamatnya malah kayak plagiat salah satu merk hp gitu ?

Yah, jadi Xianem adalah singkatan dari "XI Mipa Enem", emang ini blog buat kelas kok.

Nah blog ini dibuat untuk tujuan awal ngumpulin tugas sejarah dari guru kami, Untuk namanya kenapa "Xianem", itu karena kagak terpikir nama lain yang lebih bagus dari itu. Apalagi kagak banyak yang kasih usulan buat nama yang lebih keren. ( btw ini sindiran )

Anggotanya siapa aja nih ?

Untuk anggota silahkan cek --[disini]--

Yah sampai disini dulu. Mungkin akan ditambah berdasar usulan dari teman saya. Apabila ingin bertanya, silahkan berkomentar. :D
(btw ngapain komentar )

Total comment

Author

Unknown