Formulir Kontak

 

Perkembangan VOC

Nama Anggota :
  • Anita Ayu Fatmawati (05)
  • Brilian Adam Kalismala (06)
  • Denisa Millenia A (08)
  • Hastin Jania Resa (14)
  • Ilham Muhammad A (15)
  • Reza Agus Dwiyanto (25)
  • Siti Osmatun Khasanah (28)
  • Winda Pratiwi (31)

Perkembangan VOC


Persaingan perdagangan yang terjadi antar bangsa Eropa di Indonesia sangat merugikan Belanda. Oleh karena itu, perusahaan-perusahaan yang awalnya bersaing menggabungkan diri dalam satu organisasi. Mereka membentuk Vereenigde Oost Indische Compagnie (VOC). Yang berarti Perserikatan Maskapai  Hindia Timur. VOC terbentuk pada tanggal 20 Maret 1602.
Pieter Both adalah jendral VOC yang pertama, ia mendirikan pos perdagangan (loji) di Banten pada tahun 1610. Dengan politik adu dombanya, VOC berhasil menanamkan kekuasaan dan memaksakan monopolinya di Banten. Pada tahun 1611, Pieter Both dapat mengadakan perjanjian dengan penguasa Jayakarta (Pangeran Wijayakrama) . Guna pembelian sebidang tanah seluas 50x50 vadem (1 vadem samadengan 182 cm) berlokasi di timur muara ciliwung. Semakin hari, VOC merasakan keuntungan yang besar dengan melakukan penguasaan daerah daerah disekitarnya. Menyebabkan kesultanan Banten geram dan melakukan pengusiran terhadap VOC dari Jayakarta dengan bantuan tentara Inggris, dan berhasil.


Periode selanjutnya, VOC dalam pimpinan jendral JP Coen kembali ke Jayakarta untuk merebut kembali tambang penghasilanya. Dalam waktu singkat, 18 kapal perang pimpinan JP Coen dapat membumihanguskan kota Jayakarta dan menggunakanya sebagai kota baru bergaya Belanda. Mereka memindahkan pusat perdagangan ke Jayakarta yang memiliki nilai lebih dalam letaknya yang strategis. Jayakarta berganti nama menjadi Batavia pada 30 Mei 1619 dan melebihi fungsi sebagai tempat pangkalan kapal VOC menjadi pusat kekuasaan Belanda di Nusantara dan Asia.

Setelah berpusat di Batavia, VOC juga mencampuri kebijakan kerajaan-kerajaan di sekitarnya, dengan kemudahan atas hak monopolinya. Secara licik mereka mengadu domba antar kerajaan yang saling bertikai, hal tersebut semakin memperkuat kedudukan mereka di bumi Indonesia. Misalnya, ada persengketaan antara kerajaan, mereka akan membantu salah satu pihak. Dari jasanya itu, mereka mendapatkan imbalan berupa daerah. Hal ini terus menerus sehingga di Indonesia semakin banyak daerah koloni orang-orang Belanda.
Beberapa tindakan yang dilakukan VOC dalam usahanya menguasai Indonesia, di bawah pimpinan JP Coen
  1. Memonopoli perdagangan pribumi, dengan menyerahkan kegiatan produksi di tangan rakyat dan hasilnya di berikan kepada VOC
  2. Merampas dan menduduki tempat tempat strategis dalam perdagangan
  3. Mencampuri kewenangan kerajaan terutama yang menyangkut pengumpulan hasil bumi dan pajak
  4. Memperalat lembaga pemerintahan tradisional/kerajaan
  5. Memberlakukan taktik politik Devide et Impera (politik adu domba) untuk memecah belah Indonesia
  6. Memberlakukan 2 jenis pajak kepada rakyat yaitu contingenten (pajak wajib berupa hasil bumi ) dan verplichte leverantie (penyerahan wajib hasil bumi yang harganya telah ditentukan oleh VOC).
  7. Menyingkirkan pedagang-pedagang lain dari aktivitas perdagangan rempah-rempah di Indonesia.
  8. Menentukan Luas Area penanaman rempah-rempah dan menentukan jumlah rempah-rempah yang ditanam.
  9. Melakukan Kebijakan Ekstirpasi,yaitu menebang kelebihan jumlah tanaman rempah-rempah agar produksinya tidak berlebihan sehingga harga tetap dapat dipertahankan.
  10. Melakukan pelayaran Hongi, untuk memberantas penyelundupan rempah rempah oleh penduduk kepada pihak asing lain.

Tak sedikit pula, kerajaan yang menyimpan dendam kepada VOC. Terbukti dengan adanya penyerangan dari kerajaan nusantara yang berusaha mengusir VOC. Untuk menghadapi perlawanan bangsa Indonesia VOC, meningkatkan kekuatan militernya serta membangun benteng-benteng seperti Benteng Doorstede di Saparua, Benteng Oranye di Ternate, Benteng Rotterdam di Makasar, Benteng Nasau di Banda, di Ambon Benteng Victoria.. Sedangkan VOC terus melebarkan sayap kolonialisme dan imperialismenya di Sumatera, berusaha mengalahkan Portugis di Malaka. Akhirnya pada tahun 1641, VOC berhasil menguasai Malaka. Dari Malaka kekuatan VOC dikonsentrasikan untuk melebarkan pengaruh kekuasaannya ke Aceh.

Lalu, Kerajaan Makassar di bawah pemerintahan Sultan Hasanuddin juga berhasil dikalahkan setelah terjadi Perjanjian Bongaya tahun 1667. Dari Makasar VOC juga berhasil memaksakan kontrak dan monopoli perdagangan dengan Raja Sulaiman dari Kalimantan Selatan. Kemudian, Kerajaan Tidore dan berjaya melakukan monopoli perdagangan rempah-rempah di Kepulauan Maluku. VOC juga sampai ke Irian/Papua yang dikenal sebagai wilayah yang masih tertutup dengan hutan belantara yang begitu luas.

Dengan demikian VOC tidak sekedar menjadi sebuah kongsi dagang yang mencari untung namun juga ingin menguasai Nusantara sebagai miliknya. VOC dengan hak-hak istimewa yang diberikan pemerintah dan parlemen Belanda telah melakukan penjajahan dan melabuhkan kolonialisme dan imperialisme di Nusantara. Hal tersebut dibuktikan dengan tunduknya daerah Indonesia kepada VOC yang terus memaksa dan menyudutkan kaum pribumi. 

Ditulis oleh Brilian Adam Kalismala ( 06/X MIPA 6 )

Total comment

Author

Unknown

0   komentar

Cancel Reply