- Brilian Adam Kalismala (06)
- Chita Wibowo (07)
- Dimas Hanafi Iqbal N (10)
- Ilham Muhammad A (15)
- Irfan Muhyiddin H (16)
- Nafera Triana S (21)
Perlawanan Mataram
Sultan Agung adalah raja yang paling terkenal dari
Kerajaan Mataram. Pada masa pemerintahan Sultan Agung, Mataram mencapai zaman
keemasan. Cita-cita Sultan Agung antara lain:
- Mempersatukan seluruh tanah Jawa.
- Mengusir kekuasaan asing dari bumi Nusantara.
Terkait dengan
cita-citanya ini maka Sultan Agung sangat menentang keberadaan kekuatan VOC di
Jawa. Apalagi tindakan VOC yang terus memaksakan kehendak untuk melakukan
monopoli perdagangan membuat para pedagang Pribumi mengalami kemunduran.
Kebijakan monopoli itu juga dapat membawa penderitaan rakyat. Oleh karena itu,
Sultan Agung merencanakan serangan ke Batavia.
Ada beberapa
alasan mengapa Sultan Agung merencanakan serangan ke Batavia, yakni:
- Tindakan monopoli yang dilakukan VOC,
- VOC sering menghalang-halangi kapal-kapal dagang Mataram yang akan berdagang ke Malaka,
- VOC menolak untuk mengakui kedaulatan Mataram, dan
- keberadaan VOC di Batavia telah memberikan ancaman serius bagi masa depan Pulau Jawa.
Pada tahun 1628
telah dipersiapkan pasukan dengan segenap persenjataan dan perbekalan. Pada
waktu itu yang menjadi gubernur jenderal VOC adalah J.P. Coen. Sebagai pimpinan
pasukan Mataram adalah Tumenggung Baureksa. Tepat pada tanggal 22 Agustus 1628,
pasukan Mataram di bawah pimpinan Tumenggung Baureksa menyerang Batavia.
Pasukan Mataram berusaha membangun pos pertahanan, tetapi kompeni VOC berusaha
menghalang-halangi, sehingga pertempuran antara kedua pihak tidak dapat
dihindarkan.
Di tengah-tengah berkecamuknya peperangan itu pasukan Mataram yang lain berdatangan seperti pasukan di bawah Sura Agul-Agul yang dibantu oleh Kiai Dipati Mandurareja dan Upa Santa. Datang pula laskar orang-orang Sunda di bawah pimpinan Dipati Ukur. Pasukan Mataram berusaha mengepung Batavia dari berbagai tempat. Terjadilah pertempuran sengit antara pasukan Mataram melawan tentara VOC di berbagai tempat.
B. Tokoh-tokoh
Raja Mataram yang paling gigih menyerang VOC di Batavia adalah Sultan
Agung Hanyakrakusuma. Perlawanan rakyat Mataram saat diperintah Sultan Agung
Hanyakrakusuma untuk menyerang VOC di Batavia terjadi dua kali, meskipun
kedua-duanya belum memperoleh keberhasilan.
Perlawanan rakyat Mataram terhadap VOC di Batavia dilakukan pada bulan
Agustus 1628 yang dipimpin oleh Tumenggung Bahurekso. Walaupun pasukan Mataram
kelelahan akibat menempuh jarak yang sangat jauh dengan persediaan bahan
makanan yang mulai menipis, pasukan Mataram mampu melakukan serangan terhadap
VOC di Batavia sepanjang hari.
Perlawanan rakyat Mataram kedua terhadap VOC di Batavia dilaksanakan
tahun 1629 dan dipimpin oleh Dipati Puger dan Dipati Purbaya. Meskipun
persediaan bahan pangan sudah mulai menipis, pasukan Mataram tetap menyerbu
Batavia dan berhasil menghancurkan benteng Hollandia. Penyerbuan berikutnya
dilanjutkan ke benteng Bommel tetapi belum berhasil karena pasukan Mataram
sudah mulai kelelahan dan kekurangan bahan makanan.
C. Proses
Sultan Agung mengadakan serangan ke Batavia sebanyak dua kali,
yaitu tahun 1628 dan 1629. Serangan pertama pada tahun 1628 terbagi dua
gelombang. Gelombang pertama dipimpin oleh Tumenggung Bahurekso dengan
membangun kubu – kubu pertahanan di dekat rumah – rumah penduduk di sekitar
Batavia.
Namun tindakan tersebut diketahui oleh VOC, sehingga VOC
kemudian menyerang dan membakar kampung – kampung yang terdapat pasukan Mataram
dan banyak jatuh korban di pihak Mataram, termasuk Tumenggung Bahurekso.
Gelombang kedua di pimpin oleh Adipati Uposonto, Suro Agul-Agul,
dan Mandurejo. Stategi yang di gunakan adalah membenung aliran sungai Ciliwung
dengan harapan agar Batavia kekurangan air dan terjangkit wabah penyakit
menular. Secara umum, serangan Sultan Agung yang pertama ini mengalami
kegagalan.
Pada tahun 1629, Mataram melakukan serangan
untuk kedua kalinya di bawah pimpinan Dipati Puger dan Dipati Purabaya. Belajar
dari serangan pertama yang gagal, maka di adakan persiapan yang lebih matang
sebelum melakukan serangan, didirikan lumbung – lumbung padi di daerah Cirebon
dengan tujuan memblokade bahan makanan ke Batavia. Lumbung – lumbung padi
tersebut akhirnya diketahui oleh VOC dan dibakar, akibatnya serangan Mataram
kedua juga mengalami kegagalan.
D. Bentuk Perlawanan
Penyerbuan Mataram ke Batavia pada Tahun 1628
§
Sultan Agung mengadakan penyerangan ke Batavia pertama kali pada tahun
1628.
Pasukan pertama dipimpin oleh Tumenggung Bahurekso.
Pasukan pertama dipimpin oleh Tumenggung Bahurekso.
§
Pasukan kedua dipimpin oleh Tumenggung Agul-Agul, Kyai Dipati Mandurorejo,
Kyai Dipati Upusonto, dan Dipati Ukur.
§
22 Agustus 1628 – 24 Agustus 1628 tentara mataram datagke Batavia dan
melakukan penyerbuan.
§
21 September 1628 tentara Mataram menyerang benteng Hollandia, namun gagal.
Kegagalan ini membuat penyerbuan Mataram yang pertama berakhir pula.
Penyerbuan Mataram ke Batavia pada Tahun 1629
§
Meskipun Mataram tidak berhasil merebut benteng Batavia dan menundukkan
Kompeni pada tahun 1628, mereka tidak begitu saja menyerah.
§
1629 tentara Mataram berangkat lagi menuju Batavia dengan perlengkapan
senjata-api.
§
Tentara Mataram berangkat ke Batavia mulai bulan Juni 1629. Dan pada akhir
bulan Agustus 1629 mereka sampai di Batavia.
§
Pada tanggal 31 Agustus 1629 seluruh pasukan Mataram mulai tiba di daerah
sekitar Batavia. VOC mengetahui kedatangan mereka untuk kembali menyerbu
Batavia. VOC juga mengetahui bahwa pusat persediaan bahan pangan saat itu
adalah Tegal. Merekapun mengirimkan armadanya ke Tegal, di mana perahu-perahu
Mataram, rumah-rumah dan gudang-gudang beras bagi tentara Mataram dibakar
habis, setelah Tegal mendapat perusakan, VOC berpindah ke Cirebon. Kota ini
juga mendapat gilirannya. Persediaan padi di sini pun habis dibakar oleh VOC.
§
21 September 1629 tentara Mataram menyerang benteng VOC. Mereka dibiarkan
menembak benteng hingga persediaan mesiu habis.
§
Pasukan Mataram menderita kelaparan. Setelah berusaha untuk menyerang
selama kurang lebih 10 hari pada akhir bulan September 1629 mereka mulai
menarik diri.
E. Hasil Perlawanan
Pada perlawanan pertama mengalami kegagalan. Mataram
melakukan serangan untuk kedua kalinya di bawah pimpinan Dipati Puger dan
Dipati Purabaya. Belajar dari serangan pertama yang gagal, maka di adakan
persiapan yang lebih matang sebelum melakukan serangan, didirikan lumbung –
lumbung padi di daerah Cirebon dengan tujuan memblokade bahan makanan ke
Batavia. Lumbung – lumbung padi tersebut akhirnya diketahui oleh VOC dan
dibakar, akibatnya serangan Mataram kedua juga mengalami kegagalan.
Ditulis Oleh Brilian Adam Kalismala (06/XI.A.6)